Disarikan dari: CNN News by Alysen Miller
Selasa, 16 Juni 2009
Melalui e-mail, British Airways meminta kepada lebih dari 40.000 karyawannya untuk bersedia mengambil cuti tanpa digaji selama 1 sampai 4 minggu dengan tawaran untuk tetap bekerja selama periode tersebut.
Seperti yang dinyatakan oleh Chief Executivenya, Willie Walsh, bulan lalu, British Airways menderita kerugian sebesar $656 juta tahun ini. Ini adalah kerugian terbesar yang dialami oleh British Airways selama kurun waktu 30 tahun.
Sementara itu, juru bicara serikat pekerja British Airways, Ciaran Naidoo, menyatakan bahwa para karyawan tidak bisa bekerja tanpa digaji selama satu bulan. Tidak ada paksaan dari pihak British Airways untuk melakukan hal ini, karena sifatnya hanya sebuah permohonan. Kecil kemungkinannya ada karyawan yang mau bekerja tanpa digaji, tetapi mungkin ada beberapa karyawan yang bersedia mengambil cuti tanpa digaji.
Semenjak krisis keuangan global, biaya untuk bahan bakar pesawat meroket hingga $4,7 juta, sedangkan jumlah penumpang pesawat premium British Airways turun 13% selama pertengahan tahun 2008. Sama seperti yang dialami oleh pesaing penerbangan kelas premium lainnya, British Airways dikalahkan oleh penerbangan lain yang memiliki tarif lebih murah. Hal ini memaksa pihak British Airways untuk mengubah strategi pemasarannya.
Sejak akhir tahun 2008 lalu, British Airways menawarkan tarif yang lebih murah, dengan mengorbankan keuntungan per kursinya untuk mendapatkan kenaikan jumlah penumpang. British Airways juga berencana untuk mengurangi kapasitas penerbangannya hingga 4% dengan “mengkandangkan” 16 armada pesawat terbangnya.